berdoa ba'da sholat |
Cerita di atas merupakan
petikan dari hadits Rasulallah Saw tentang keutamaan shalat lima waktu. Pesan
cerita di atas sangat jelas bahwa salah satu keutamaan shalat adalah ibarat
mandi yang dapat membersihkan badan dari segala macam kotoran. Dengan pernyataan
lain, jika kita ingin membersihkan dosa-dosa dihadapan Allah Swt, maka
laksanakanlah shalat lima waktu.
Namun demikian, orang tua kita dahulu sering menasehati bahwa mandi
itu jangan seperti bebek. Bagaimana mandi bebek? Bebek itu mandi lebih dari
lima kali dalam sehari, tetapi tidak ada seekor bebek yang bersih dari kotoran.
Artinya bahwa mandi bebek itu tidak pernah ada yang benar. Sehingga mandi seperti
bebek tidak bisa membersihkan kotoran dalam dirinya.
Demikian pula shalat lima waktu, jika kita melaksanakannya tidak
dengan benar maka tidak menjamin dapat membersihkan dosa-dosa kita di hadapan
Allah Swt. Seperti halnya pernyataan Imam Algazali rahmatullah alaihi ketika ada yang bertanya kepadanya, kenapa ada
orang yang suka shalat tetapi terus-menerus berbuat keji dan munkar, bukankah
Allah telah berfirman bahwa shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar? Imam Agazali rahmatullah alaih
menjawab, “sholatul ghafil la tanha anil fahsyai wal munkar
: shalatnya orang yang lupa (tidak benar dan tidak khusyu) maka tidak bisa
mencegah dari perbuatan keji dan munkar”.
Seandainya dalam shoalat lupa terhadap Alloh Swt, apalagi dalam
keadaan tidak sholat, seseorang akan disibukkan oleh urusan duniawinya.
Sehingga kalau keaadaannya sudah demikian, maka syetan akan mudah menggiringnya
untuk berbuat keji dan munkar.
Kemudian bagaimana jika ada pertanyaan, apakah bisa dianggap benar
seandainya ada orang yang tidak suka shalat tetapi perilakunya terpuji, tidak
pernah berbuat keji dan munkar? Jawabannya tentu saja tidak benar, sebab ketika
seseorang meninggalkan shalat maka sama saja dengan berbuat munkar terhadap
Allah Swt. Oleh karena itu, meskipun shalat belum bisa benar dan khusyu tetapi
jangan pernah tinggalkan shalat lima waktu. Kita harus yakin, jika seorang anak
yang suka bermain dokter-dokteran bisa menjadi dokter yang sebenarnya ketika sudah
dewasa, maka begitupun dengan shalat lima waktu, meskipun awalnya seperti
shalat-shalatan, tetapi Allah Swt maha kuasa untuk menjadikan shalat kita
menjadi shalat yang benar, khusyu serta diterima disisi-Nya.
Kewajiban kita hanyalah berusaha untuk mewujudkan shalat supaya
benar dan khusyu. Selebihnya adalah memohon kepada Allah supaya menjadikan diri
kita sebagai hamba yang bisa melaksanakan shalat dengan khusyu dan mendirikan
shalat dengan benar. Sehingga shalatnya diterima sebagai amal saleh dihadapan
Allah Swt serta shalatnya dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. “Robbij‘alni muqimash shalati wamin
dzurriyyati Robbana wa taqabbal du’a : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak
cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah
doaku”.
by Cecep Permana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar