tag

Rabu, 03 Juni 2015

SHALAT IBARAT MANDI




berdoa ba'da sholat
Pada suatu kesempatan Rasulullah Saw bertanya kepada para Sahabat, “Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sebentang sungai di depan pintu rumah kalian, kemudian kalian mandi di situ setiap hari sebanyak lima kali, apakah mungkin masih tersisa kotoran?”. Para Sahabat menjawab, “Tentu saja tidak akan ada kotoran”. Rasulullah Saw bersabda, “Maka demikian perumpamaan shalat lima waktu (seperti mandi di sungai setiap hari sebanyak lima kali), Allah Swt akan membersihkan dosa-dosa kalian”   
 Cerita di atas merupakan petikan dari hadits Rasulallah Saw tentang keutamaan shalat lima waktu. Pesan cerita di atas sangat jelas bahwa salah satu keutamaan shalat adalah ibarat mandi yang dapat membersihkan badan dari segala macam kotoran. Dengan pernyataan lain, jika kita ingin membersihkan dosa-dosa dihadapan Allah Swt, maka laksanakanlah shalat lima waktu.

Namun demikian, orang tua kita dahulu sering menasehati bahwa mandi itu jangan seperti bebek. Bagaimana mandi bebek? Bebek itu mandi lebih dari lima kali dalam sehari, tetapi tidak ada seekor bebek yang bersih dari kotoran. Artinya bahwa mandi bebek itu tidak pernah ada yang benar. Sehingga mandi seperti bebek tidak bisa membersihkan kotoran dalam dirinya.
Demikian pula shalat lima waktu, jika kita melaksanakannya tidak dengan benar maka tidak menjamin dapat membersihkan dosa-dosa kita di hadapan Allah Swt. Seperti halnya pernyataan Imam Algazali rahmatullah alaihi ketika ada yang bertanya kepadanya, kenapa ada orang yang suka shalat tetapi terus-menerus berbuat keji dan munkar, bukankah Allah telah berfirman bahwa shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar? Imam Agazali rahmatullah alaih menjawab, “sholatul ghafil la tanha anil fahsyai wal munkar : shalatnya orang yang lupa (tidak benar dan tidak khusyu) maka tidak bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar”.
Seandainya dalam shoalat lupa terhadap Alloh Swt, apalagi dalam keadaan tidak sholat, seseorang akan disibukkan oleh urusan duniawinya. Sehingga kalau keaadaannya sudah demikian, maka syetan akan mudah menggiringnya untuk berbuat keji dan munkar.     
Kemudian bagaimana jika ada pertanyaan, apakah bisa dianggap benar seandainya ada orang yang tidak suka shalat tetapi perilakunya terpuji, tidak pernah berbuat keji dan munkar? Jawabannya tentu saja tidak benar, sebab ketika seseorang meninggalkan shalat maka sama saja dengan berbuat munkar terhadap Allah Swt. Oleh karena itu, meskipun shalat belum bisa benar dan khusyu tetapi jangan pernah tinggalkan shalat lima waktu. Kita harus yakin, jika seorang anak yang suka bermain dokter-dokteran bisa menjadi dokter yang sebenarnya ketika sudah dewasa, maka begitupun dengan shalat lima waktu, meskipun awalnya seperti shalat-shalatan, tetapi Allah Swt maha kuasa untuk menjadikan shalat kita menjadi shalat yang benar, khusyu serta diterima disisi-Nya. 
Kewajiban kita hanyalah berusaha untuk mewujudkan shalat supaya benar dan khusyu. Selebihnya adalah memohon kepada Allah supaya menjadikan diri kita sebagai hamba yang bisa melaksanakan shalat dengan khusyu dan mendirikan shalat dengan benar. Sehingga shalatnya diterima sebagai amal saleh dihadapan Allah Swt serta shalatnya dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. “Robbij‘alni muqimash shalati wamin dzurriyyati Robbana wa taqabbal du’a : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku”.
by Cecep Permana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar