tag

Minggu, 28 November 2010

Pembinaan Aparatur Smansapatokbeusi Menuju Era Pelayanan Prima

Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan Publik terutama dalam melaksanakan evaluasi kinerja pelayanan publik serta dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik,maka dipandang perlu mengadakan pembinaan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga melahirkan pelayanan publik yang prima  yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah, aman,berkeadilan, dan akuntabel.

Pak Camat didampingi Kep Sek, Ka Kua, dan moderator 
Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 inilah  yang menjadi  inspirasi  yang melatarbelakangi  sekaligus landasan hukum sebagai dasar pijakan  pengadaan pembinaan  aparatur smansapatokbeusi  yang menghadirkan Pak Camat Patokbeusi sebagai pemateri.

Jumat, 26 November 2010

Refreshing Via Photo & Nostalgia alumni Smansapatokbeusi

Refreshing ,terbayang dalam benak kita  adalah satu kegiatan yang sangat dinantikan semua orang terutama bagi mereka yang terlalu sibuk dalam aktivitas sehari-hari sebagai ajang pelepas lelah dan mengurai keruetan pikiran sehabis bekerja selama seminggu.
Refreshing ke Jatiluhur

Tak luput pula, siswa smansapatokbeusi yang telah berpenat pikiran sehabis memeras otak untuk belajar dan belajar demi mencapai tujuan akhir lulus dengan nilai terbaik,mencari solusi untuk mendinginkan pikiran, mengurai rasa penat , mengusir lelah dengan berekreasi ke jatiluhur Purwakarta.

Jatuluhur yang dipilih karena terkenal dengan keindahan alamnya , hamparan air yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik dan sekaligus dimanfaatkan
group Olahraga IPA ni ye
 untuk pengairan irigasi yang memancarkan ion-ion negatif yang sangat diperlukan bagi kita sebagai penyeimbang ion positif yang telah terlalu banyak  dalam tubuh kita,itu kata pakar ion positif dan negatif.

Selasa, 23 November 2010

Logo Smansapatokbeusi

Logo smansapatokbeusi mempunyai makna tersendiri:
Merah putih             : lambang bendera bangsa Indonesia
Biru                         : Lambang lembaga pendidikan
Kuning emas            : Lambang tak ternilai harganya
buku & pena           :  pelajar yang selalu belajar
Bintang                    : berkeyakinan dan berketuhanan
Api yang bergolak   : semangat yang tak pernah padam
Tulisan                    : Karya utama eka mandiri bermakna usaha yang utama menyiapkan kemandirian siswa
Tulisan warna hitam : teguh pendirian
Berbentuk prisai      : pertahan lanjutan untuk membendung arus demoralisasi, membentengi sekaligus membina   mental peserta didiknya



makna secara keseluruhan yang ingin disampaikan kepada masyarakat  bahwa   smansapatokbeusi itu bercita-cita membentuk dan membangun  manusia yang berlandaskan pada ketuhanan yang Maha Esa , berdedikasi untuk kemajuan bangsa melalui pendidikan ,sebagai lembaga penggodok candra dimuka para  pelajar yang semangatnya tak pernah padam, dan berupaya menjadi tameng penangkal demoralisasi akhlak anak bangsa sehingga menjadi manusia yang mandiri , bermartabat dan yang tak ternilai harganya.

Semoga makna yang tercurahkan dari logo smansapatokbeusi ini dapat menjadi doa untuk anak-anak didiknya sehingga berhasil sesuai dengan yang diharapkan , sukses mengarungi bahtera kehidupan , sukses menjadi pemimpin dan generasi penerus bangsa ,dan sukses menggapai ridho Allah Swt.
 

Smansapatokbeusi pada akhirnya berharap sukses menggapai cita-cita yang tertuang dalam makna yang tersurat dan yang tersirat dalam logonya yang terejawantahkan dalam program-program sekolah baik program jangka pendek,program jangka menengah, maupun program jangka panjangnya . Amiiin ya Robbal aalamiin.



NB.
Logo dirancang oleh:
Rancang  manual / pemaknaan      : Subandi Samsumin
Rancang  Komputer                     : Adi Hidayat
Pamungkas rancang    Komputer  : Drs. Budi Utama

Senin, 22 November 2010

GEMA PRAMUKA DI RANGGAWULUNG SUBANG 2009

"Pramuka siapa yang punya.....Pramuka  siapa yang punya.....Pramuka siapa yang punya"

Alunan lagu "Pramuka siapa yang punya"gegap gempita terdengar bersaut-sautan.Pikiran menerawang kemasa lalu disaat saat indahnya menjadi anggota Pramuka."Menyenangkan" adalah satu kata yang tak terungkap tapi terasa karena naluri remaja ingin hidup tanpa beban "bebas" tapi terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan.


Kesan yang mendalam rasanya tertanam dalam benak ini seakan  tidak ada jurang yang memisahkan antara anggota Pramuka dengan Pembinanya. Dekat  tapi tetap terhormat. Dekat tapi bukan jadi calutak. Dekat dengan sebutan "kakak" yang berfungsi mengayomi , menyayangi ,dan membimbing .Dekat dengan sebutan  "adik" yang berpungsi rela menerima ayoman , bimbingan menuju arah  sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai bersama.

Ah.......!!  itu lamunanku yang teringat kembali ketika melihat photo anggota Pramuka yang sedang berpotret ria , berpakaian lengkap mirip sendadu lengkap dengan pangkat dipundaknya.




Duh riang sekali.. Ingin rasanya kukembali kemasa-masa waktuku seperti mereka.....Ingatanku lagi-lagi terbayang  saat melihat photo para pembina bercengkrama di remang-remang lampu cempor , lampu petromak: itu dulu!! disaat aliran listrik hanya diperuntukkan orang yang berduit dan belumlah menjadi andalan bagi para penduduk desa tempat kita berkemah.

Duh lagi dan lagi ingat ke masa lalu . ...ah... itu lamunan   ah   itu ...kata hatiku : "Sekarang  listrik kan  telah tersedia dan  listrik telah  memanjakan kita, sehingga tak lagi perlu bersusah payah menyalakan cempor, petromak atau stronking kata  orang seberang.Cukup pijit "cklek..." lampu pun menyala dan .......dan.........dan....lamunanku buyar ,terus kuperhatikan photo demi photo dibawah  ini, seolah-olah .....ah itulah segelintir kegiatan yang terekam yang menjadi saksi-saksi  bisu kegiatan-kegiatan Pramuka yang akhir-akir ini menjadi tema pembicaraan para pembesar kita yang lantang mengatakan " bahwa Pramuka perlu diorientasikan kembali dan dijadikan salah satu andalan untuk membina pemuda kita.

Aah....udah deh lihat sendiri aja yaaaaa,,,,,!!!

Go......sukses.....   go smansapatokbeusi       Go Prmuka...

























Sabtu, 20 November 2010

Senin, 15 November 2010

SMAN I Patokbeusi Ikut Andil Dalam Kegiatan Penanaman Sejuta Pohon

Dipagi yang cerah, tepatnya tanggal 27 Oktober  2010, sebelum bel berbunyi tanda masuk kelas yang biasanya dibunyikan  tepat pukul 07.00. Para siswa lalu lalang digerbang masuk SMAN I patokbeusi dengan berbagai macam tingkah polah, ada yang santai saja, karena merasa hari masih pagi dan bel belum berbunyi, dan ada pula sebagaian siswa yang berjalan dengan membawa peralatan pertanian, cangku ,linggis, parang dst.

Di halaman sekolah  tergeletak onggokan bibit bibit kayu yang bermacam macam jenisnya.Tak tahu bibit-bibit pohon apa saja yang jelas katanya bibit-bibit pohon yang umumnya tahunan yang bisa dimanpaatkan untuk merindang ,berteduh dibawah nya bila sudah tumbuh besar, dan dapat dimanfaatkan kayunya untuk hal-hal yang menguntungkan
.
Peeeet...peeeeeet...ppppppeeeeeeeeeet, suara lonceng tanda masuk sekolah tepat pukul 07.00 dibunyikan. Serentak anak bergegas memasuki kelas masing-masing, dan beberapa saat kemudian ada perintah untuk keluar kelas untuk mengikuti kegiatan hari "Sejuta Pohon" yang bertepatan dengan tanggal 27 Oktober 2010.

Kamis, 11 November 2010

Sampah Ajang Aktualisasi Diri Dalam Pembelajaran Seni Budaya

Sampah! terbayang dibenak kita pastilah sesuatu yang menjijikkan dan identik dengan predikat yang melekat padanya bau busuk menyengat, kumel, dekit , dan seabrek kata yang menjijikkan yang membuat orang tidak suka.

Ditangan para siswa smansapatokbeusi yang dibimbing oleh guru Seni Budayanya yang masih berstatus mahasiswa S2 ,Donik Gurnita,S.Pd. "sampah" menjadi bernilai seni , seni mengaktualisasikan diri dengan sampah sebagai pusat tema sentral untuk diusung kepada khalayak ramai sehingga tidak lagi menimbulkan kesan kotor, kumuh, dekit, dan seabrek kata yang bersinonim dengan kata menjijikkan.

Sampah yang dibuat menjadi pakaian yang terlihat pada photo berikut , yang dipakai para siswa , nampak enak dipandang dan kesan yang melekat pada kata "sampah" pun menghilang.


Sabtu, 06 November 2010

Ukir Prestasi di Pentas POPDA Subang

Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kab Subang merupakan ajang uji tampil, uji trampil dan ajang untuk mengukir prestasi bagi para pelajar berbakat sekabupaten Subang.

Smansapatokbeusi dalam beberapa kali Popda selalu mengikutsertakan para siswanya untuk tampil dan memperlihatkan kebolehan mereka di ajang bergengsi tingkat Kabupaten Subang itu.

Smansapatokbeusi resminya baru didirikan pada tahun 2006, akan tetapi dalam Popda Subang selalu mengukir prestasi yang menggembirakan, sehingga pernah terlontar kata "anak ajaib" dari beberapa pembicaraan para peserta yang ditujukan kepada Smansapatokbeusi, karena umur muda tapi mengukir prestasi di ajang Popda luar biasa.

Tak ayal lagi ,memang dari Popda ke Popda , Smansapatokbeusi selalu mempersembahkan beberapa prestasi membanggakan dengan membawa pulang medali emas, perak dan perunggu untuk dipersembabahkan kepada masyarakat Kecamatan Patokbeusi khususnya dan untuk masyarakat Subang pada umumnya.

Memang Popda tahun yang lalu sangat membekas dihati para siswa Smansapatokbeusi, karena beberapa siswanya tetap konsisten mampu memberikan dan menampilkan prestasi terbaik dengan menjuarai beberapa jenis perlombaan yang diadakan Popda Subang.

Popda Subang yang terekam dalam photo di bawah ini menampilkan salah satu siswa Smansapatokbeusi yang menjuarai salah satu jenis perlombaan.




Itulah ukiran prestasi smansapatokbeusi Subang dalam ajang Pekan Olah Raga Pelajar tingkat Kabupaten Subang.

Mudah-mudahan ukiran prestasi ini akan mentradisi bagi smansapatokbeusi dalam ajang yang lebih tinggi lagi.

go sukses smansapatokbeusi.

Go....and go....

Jumat, 05 November 2010

Persiapan Upacara 17 agustus 2008 di lapangan Kecamatan Patokbeusi




Tak mau tertinggal dengan kegiatan para siswa , guru-guru smansapatokbeusi juga siap-siap mengikuti upacara tujuhbelasan dilapangan upacara kecamatan Patokbeusi.

"Mari kita berphoto dulu" Kata Pak Didin, Biar ada saksi bisu bahwa kita ikut mengenang detik-detik proklamasi 17 Agustus 1945.



Hari mulai panas , tapi kegiatan belum dimulai. Para guru masih tetap bersemangat untuk mengikuti kegiatan,karena panasnya hari ini , tidak sebanding dengan derita dan panasnya para pejuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Pak Rudi , guru Ppkn, nyeletuk : " Ya ....ya, dulu kemerdekaan direbut dengan keringat bercucuran diiringi dengan derai darah  dan air mata, akan tetapi mereka ,para pejuang , tetap melanjutkan perjuangannya walaupun nyawa taruhannya".
 
"Ya. Kita hari ini hanya berpanas-panasan  selama satu atau dua jam, paling lama 4 jam" timpal Pak Kasmin, yang kebetulan diberi tugas untuk mengomandoi para siswa upacara dan mengarahkan mereka supaya menghargai hasil keringat para pejuang kita yang telah memproklamirkan Indoinesia Merdeka.

Kupikir" ya memang sewajibnya kita menghargai jerih payah para pejuang yang sekarang kita nikmati hasil  jerih payah mereka dan apalagi pepatah bangsa kita bahwa :Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan ....menghargai pula  pahlawannya".

Hari beranjak siang, terik matahari bertambah menyengat kulit kulit kemerahan teterpa teriknya panas matahari "hayu kita mulai , pembina upacara sudah berada dipodium kehormatan, dan detik detik 17 agustus sudah mendekat " kata  guru yang lain menimpal." hayu"   serentak para guru berujar  menandai mulainya upacara 17-an. "Giitu atuh pan guru teh contoh bagi muridna" celetuk abahptk, TU smansapatokbeusi , panggilan untuk Pak Sumarna di smansapatokbeusi yang  jasanya sering dipakai oleh pihak kecamatan Patokbeusi untuk mempersiapkan sistem suara dan pengatur  di acara yang diselenggarakan pihak kecamatan.

Upacarapun mulai , kami hidmat mengikuti kegiatannya dari awal sampai detik terakhir kegiatan.
Salam sukses Indonesiaku, Salam sukses bangsaku.
Go.....Indonesia Sukses. Go smansapatokbeusi.
Go sukses...

Selasa, 02 November 2010

Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Patokbeusi

Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Patokbeusi

Patokbeusi adalah sebuah daerah dijaluir Pantura, Propinsi Jawa barat tepatnya di Kabupaten Subang yang berbatasan dengan Kabupaten Karawang. Patokbeusi merupakan sebuah wilayah kecamatan hasil pemekaran wilayah, dari Kecamatan Pabuaran ( 1987 ), sebagai daerah Kecamatan yang cukup lama tentunya, dituntut untuk terus memacu perkembangan sehingga tidak tertinggal oleh kecamatan lain.
 Pengembangan di Kecamatan Patokbeusi terus bergulir seiring dengan berjalannya waktu, baik pembangunan infrastruktur, pengembangan bidang pelayanan public dan tidak ketinggalan pembangunan bidang pendidikan. Masyarakat Patokbeusi sangat dinamis dan selalu merespon dan memperhatikan berbagai hal untuk kemajuan wilayah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa asal daerah Patokbeusi yang melanjutkan sekolah ke daerah lain, terutama untuk sekolah lanjutan tingkat atas. Situasi ini dapat dilihat dari kegiatan penerimaan siswa baru untuk tingkat sekolah lanjutan atas di SMA negeri 1 Ciasem yang jumlahnya melebihi daya tampung yang ada. Dengan adanya situasi seperti ini, menjadi perhatian Drs. H. ENANG KOHAR,M.Si yang sekarang menjabat Kepala cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Patokbeusi. Sehingga timbul gagasan untuk mendirikan sebuah SMA di Kecamatan Patokbeusi, gagasan tersebut mendapat dukungan yang positif dari tokoh masyarakat Kecamatan Patokbeusi yang di pelopori oleh Bapak H. DULLOH seorang pengusaha Rumah Makan ( HILDA ) serta dukungan pemerintah tingkat Kecamatan yang pada saat itu dijabat oleh Bapak DEDDY SOEMARDI, S.SOS. Serta Dinas Instansiu yang lain.

 Maka pada tahun pelajaran 2004/2005, gagasan untuk mendirikan sebuah SMA di Kecamatan Patokbeusi direalisasikan dengan membentuk panitia penyediaan lahan / tanah untuk pembangunan SMA serta dilanjutkan dengan menghubungi SMA Negeri 1 Ciasem untuk bersedia menjadi sekolah Induk yang membuka kelas jauh di Kecamatan Patokbeusi yang pada saat itu Kepala Sekolah SMA Negerti 1 Ciasem dijabat oleh Bpak Drs. ANANG JAUHARUDDIN,MM.PD. yang dimulai menerima siswa baru berjumlah 230 siswa untuk sementara menggunakan ruangan SMP Negeri 1 Patokbeusi Jl. Sarengseng sebanyak 6 ( enam ) Rombongan belajar / kelas. Dengan nama sekolah “ SMA Negeri 1 Ciasem Kelas jauh Patokbeusi “ Pada tahun anggaran 2005 Pemerintah Pusat memberikan dukungan dengan membangun USB ( Unit Sekolah Baru ) terdiri dari 1 (satu) unit Kantor Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha dan Ruang Guru serta 1 ( satu ) Unit Ruang Perpustakaan. Adapun Pemerintah Daerah Kabupaten Subang membangun 1 (satu) unit Ruang Kelas Belajar ( RKB ) sebanyak 3 ( tiga ) Lokal.

 Pada tahun pelajaran 2006/2007 gedung baru dapat dipergunakan oleh kelas XII ( dua belas ) dan untuk kelas X, XI masih menempati gedung SMP Negeri 1 Patokbeusi. Dan pada tahun anggaran 2006 SMA Negeri mendapat bantuan Block Grand dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun 2 ( dua ) local RKB ditambah bantuan siswa Khusus kelas X / yang baru 1 (satu) local.
 Selanjutnya pada tanggal 17 April 2006 diterbitkan SK Bupati dengan nomor : 060/KEP.414-ORG/2006 tentang Penetapan Status Negeri Unit Sekolah baru ( USB ) Sekolah Menengah Atas ( SMA ) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang dengan sebutan “ SMAN 1 PATOKBEUSI “ adapun jumlah siswa sebanyak 706 siswa ditampung dalam 18 ( delapan belas ) Rombongan Belajar. Untuk para pengajar di SMAN 1 Patokbeusi itu dari SMA Negeri 1 Ciasem sebagai Sekolah Pembina SMA Negeri 1 Patokbeusi dan SMPN 1 Patokbeusi berjumlah 46 ( empat puluh enam ) orang guru, untuk kegiatan sehari-hari SMA Negeri 1 Patokbeusi di kelola Oleh Ibu Dra. DWI PURWANI Guru senior SMA Negeri 1 Ciasem selaku PLH SMA Negeri 1 Patokbeusi, dan dibantu beberapa guru senior lainnya,  Drs.Asep Supriatna ,Salimah,S.Pd. Drs,Subandi  S.

 Pada Bulan Mei tahun 2007 Bapak IIN SOLAHUDIN,S.PD. NIP. 131 849 820 Guru dari SMA Negeri Purwadadi diangkat dengan SK Bupati Nomor : 820/KEP.281-BKD/2007, tanggal 28 Mei 2007 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri SIPIL dalam Jabatan Fungsional Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas dilingkungan Pemerintah Kabupaten Subang

 Perkembangan SMA Negeri 1 Patokbeusi terus meningkat dari tahun ke tahun, ini dibuktikan makin banyaknya siswa yang mendaftar. Tidak hanya jumlah siswa saja, tapi hal-hal lainpun diperhatikan. baik sarana maupun prasarana untuk mendukung lancer dan suksesnya proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Patokbeusi.